Dizaman dulu ada
seorang yang dikenali oleh masyarakat sekelilingnya bahwa ia adalah seorang yang
baik. Pada suatu waktu ia ingin sekali pergi ke Mekkah Al-Mukarramah, namun
orang tuanya tidak mengizinkannya pergi kerana sayangnya kepada anaknya
tersebut.
Anak itu, kerana keinginannya
yang sangat, maka pergilah ia dan tidak memperdulikan lagi larangan orang
tuanya. Ketika ia berangkat, ibunya mengikuti dari belakang sambil
menjerit-jerit, memanggil-manggilnya dan melarangnya jangan pergi, namun
anaknya itu tetap bertekad berusaha meneruskan perjalanannya.
Melihat keadaan yang
demikian, ibunyapun berdoa dan bermunajat kepada Allah; “Wahai Tuhanku,
sungguh aku merasa sedih karena perginya anak itu, saya telah melarangnya namun
ia tetap pergi, wahai tuhanku, sungguh kepergiannya menyedihkan saya ;wahai
tuhanku, timpakan atas dirinya suatu bencana”.
Dengan penuh rasa
pedih dan sedih ibunya pulang kembali kerumahnya, sedang anaknya tersebut terus
berjalan dan sampailah ia pada suatu desa, dimana ia tidak mempunyai kenalan
seorangpun di sana; oleh kerananya ia
masuk di suatu masjid untuk berehat dan beribadah.
Pada malam itu juga
terjadi suatu kecurian di suatu rumah, tapi pencuri itu dapat dihalau dan
dikejar oleh orang yang berada disitu. Pencuri itu lari dan masuk ke masjid
dimana orang yang akan pergi haji tadi sedang solat. Ketika orang-orang
mengejar pencuri tersebut sampai masjid, terlihat oleh mereka seorang lelaki sedang
melakukan solat, sedangkan pencuri yang dikejar telah menghilang.
Diantara orang-orang
yang mengejar itu mengatakan: “Ini dia pencuri yang kita kejar itu, Dia
berpura-pura solat!”
Merekapun
menangkapnya, dan menahan segala barang-barang yang ada padanya. Ia dibawa ke
tempat hukuman dan ia telah dikenakan suatu hukuman iaitu dipotong
kedua tangannya, dan kedua-dua kakinya serta dicungkil kedua-kuda matanya. Hukuman itu
dilaksanakan oleh petugas. Maka terpotonglah kedua-dua tangannya, kedua-dua kakinya dan
melayanglah kedua-dua biji matanya. Kemudian ia dibawa keliling pasar serta
diperintahkan untuk meneriakkan: “Beginilah ganjaran pencuri!”, tapi ia
enggan meneriakkan demikian itu sambil berkata: “Saya tidak akan teriak seperti itu, tapi saya akan teriakkan, “beginilah pembalasan dan ganjaran orang yang ingin
bertawaf di ka’bah/ berhaji di Makkah tanpa seizin orang tuanya”.
Dengan demikian petugas-petugas itupun barulah
mengetahui bahwa orang itu bukan pencuri yang dikejar-kejar, tapi dia adalah
seorang yang mendapat musibah dan bencana dari Allah akibat pelanggaran dan
kedurhakaannya terhadap orang tuanya.
Merekapun
mengembalikannya kepada orang tuanya. Ibunya yang sedang berada di tempat
ibadatannya tiba-tiba mendengar suara anaknya yang sudah tidak dikenalnya
itu berkata, “Wahai ibu!, saya musafir yang lapar, berilah saya sekedar
makanan”. Ibunya menjawab.”Masuklah dulu engkau ke pintu “.
Jawabnya, “Saya tak dapat masuk kerana saya tak berkaki lagi…”. Kata
ibunya, “Kalau begitu hulurkan tanganmu!”. Jawabnya, “Saya tak
bertangan lagi……”. Kata ibunya, “Saya akan menyuapimu, tapi bagaimana,
tidak boleh seorang wanita berhadapan dengan seorang lelaki yang bukan mahramnya”.
Jawabnya, “Jangan kuatir! Karena saya tidak bermata lagi……”.
Ibunya yang sudah
tidak mengenalnya itu mengambil sepotong roti dan segelas air, lalu
memberikannya. Tiba-tiba anak itu meletakkan wajahnya di telapak kaki ibunya,
sambil ia berkata,”Sayalah anakmu……yang durhaka kepadamu”. Barulah
ibunya sadar, bahwa orang itu adalah anaknya sendiri. Melihat anaknya
sedemikian itu menangislah ia dengan tersedu-sedu seraya meminta dan memohon
kepada Allah, “Wahai Tuhanku!. Matikanlah aku bersama anakku ini”.
Doa ibu itu diterima
dan dikabulkan oleh Allah, dan seketika itu juga matilah kedua-duanya.
Bayangkan, walaupun niat anak dalam cerita ini adalah baik, tapi dia tak mintak keizinan ibunya...ibunya betul-betul sedih..
Disebabkan kedurhakaan anaknya terhadap ibunya...dia ditimpa bencana
TAPI...disebabkan KASIH SAYANG IBUNYA KEPADA ANAK...ibunya rela pergi bersama-sama anaknya..
Yang ni baru sekali dia durhaka..dia ditimpa bencana..
Yang kita lak...berkali-kali durhaka kepada mak ayah...tah berapa banyak dosa yang kita lakukan..Ya Allah..
Sama-samalah kita muhasabah diri.. =)
sebab tu orang kata...jangan sekali-kali membuat ibu kita menitiskan air mata..setitik airmata ibu mengalir disebabkan kejahatan kita, kita takkan cium bau syurga selagi tidak meminta maaf dari ibu..
adik rindu mak...maafkan adik ye mak atas segala kesilapan adik slama nie...uwaaaaaaaaaaaaa T_____T
Assalamualaikum dan Jumpa lagi (T_T)/
0 comments:
Post a Comment